Stasiun Jakarta Kota

Jika Anda berkunjung ke kawasan Kota Tua, Jakarta, pasti Anda akan menemukan bangunan stasiun kereta api bergaya klasik dengan nama ‘Jakarta Kota’ terpampang di muka bangunannya. Inilah Stasiun Jakarta Kota yang merupakan satu dari sedikit stasiun di Indonesia dengan tipe terminus (perjalanan awal/akhir) yang tidak lagi memiliki jalur lanjutan.

Stasiun yang juga dikenal dengan sebutan Stasiun Beos (berasal dari kata Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschappij (BOS) atau Stasiun Kota ini merupakan stasiun kereta api terbesar di Indonesia dengan 12 jalur. Setiap harinya, Stasiun Jakarta Kota dipenuhi dengan dominasi penumpang KRL Commuter Line relasi Jakarta Kota – Bogor dan Jakarta Kota – Bekasi.

Pada zaman kolonial, stasiun ini sebetulnya dibagi menjadi dua, yaitu Batavia NIS dan Batavia BOS. Namun, setelah keduanya dibeli oleh perusahaan kereta api milik pemerintah kolonial, yaitu Staatspooren(SS), pemerintah berencana untuk membangun stasiun besar baru di atas lahan Stasiun Batavia BOS yang sudah tutup sejak 1923. Kemudian, pada tahun 1926, staisun eks-BOS mulai dibongkar.

Stasiun Jakarta Kota kini sudah ditetapkan sebagai cagar budaya melalui Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 475 Tahun 1993. Meski masih berfungsi baik, terlihat stasiun ini kurang perawatan di sana-sini. Keberadaannya bahkan mulai terusik dengan desas-desus akan dibangunnya mall di atas bangunan stasiun yang bersejarah ini.